Sabtu, 29 November 2014

rintik hujan turun beriring, samarkan isak airmata yang berlinang | seolah jatuh tak tersaring, menambah perih semua yang terkenang

tiap memoar bagai baru berselang, gundah gulana sampai canda tawa | kikira ingatan itu sudah hilang, ternyata ia mengakar di relung jiwa

punggung yang tadinya tegak gagah kini terbaring lemah | mata yang dulu berbinar cerah kini terlihat sangat lelah

berkali-kali aku dipapah punggung itu sambil berteriak bahagia | sepanjang hidupku aku selalu ingin mata itu menatapku bangga

masa tua memakan masa mudamu, namun tidak kebijaksanaanmu | engkau selalu jelaskan bahwa dunia semu, dan akhirat itu barang tentu

sepenggal nafas engkau hela, dadamu kembang kempis payah | disini aku berusaha untuk rela, entah kenapa bisa begitu susah

dalam hidupku, kuakui tidak sepanjang hidup aku mencintaimu | bahkan mungkin, hidupku habis lebih banyak membencimu

kukira selama ini kau hanya pikirkan dirimu sendiri | saat ini baru aku mengerti kau hanya mengajarku berdiri

kuduga selama ini kau orang yang paling tak peduli | ternyata kau bukan lelaki yang pintar lisankan hati

segala mahal yang kau batasi, dan dunia yang tak kau beli | ternyata sebuah cara ajari, bahwa hidup itu untuk berbagi

mengapa sekarang aku baru mengerti? | mengapa sekarang baru aku pahami?

bahwa memang banyak kekuranganmu yang aku saksikan | namun lebih banyak lagi kelebihan yang tak kau perlihatkan?

bahwa kesalahanmu selalu banyak aku sebutkan | namun kesalahanku engkau terima dengan senyuman?

bahwa tak peduli seberapa jauh aku melangkah pergi | pelukan yang sama selalu menanti bila aku kembali?

bahwa setiap hari tersedia bagiku suapan nasi dan tegukan air | berapa payah tulang terbanting dan berapa banyak peluh mengalir?

aku kehilangan ketenangan, sempurnalah penyesalanku | menekur semua salahku, takut akan sisa kesempatanku

bersamamu selamanya itu sebuah khayalan | namun perpisahan ini terasa begitu menyakitkan

apakah penyesalan itu karunia atau kutukan | mengapa ia selalu datang dibelakang kemudian?

Allah kumohon, beri aku waktu untuk melantunkan sepenggal ayat-Mu | agar kuperdengarkan padanya sebagaimana ia perbuat di masa kecilku

perkenankan firman-Mu menyesap kuatkan ringkih badannya |
terimalah sebuah bakti kecil yang terakhir dari keturunannya

jadikan tilawahku ini sebagai pendamping lafadz syahadatnya | agar Engkau ampunkan dosanya dan tambahkan kebaikannya

izinkan dekapannya aku abadikan walaupun hanya genggaman | biarkan aku menemaninya walau dia sudah hilang kesadaran

Allah kumohon, bisakah beri waktu untuk sekali lagi saja shalat | merapal hamdalah di sampingnya walau hanya dua rakaat

sekali lagi mengamini apa yang ia doakan dan mengiba pada-Mu | sekali lagi tengadahkan tangan dengarkan pintanya pada-Mu

merengkuh tangannya lalu menciumnya sekali lagi | untuk bisikkan maaf sebelum dia berpulang kembali

aku begitu bodoh, menyimpan lisan yang harusnya terkatakan |
untuk banyak berterimakasih, bersyukur atas semua pelajaran

ayah, beri aku 20 menit saja untuk mengingat tanpa tangis di wajahmu | bagaimana aku bisa mengenang bila berlinang juga airmatamu?

jangan ucapkan yang sudah kutahu | kutahu sayangmu sepenuh jalanku

ayah, bila ini terakhir kalinya di dunia kita berjumpa | mudah-mudahan ada pertemuan lagi kelak di surga

namun ayah, mohon katakan padaku apa yang harus kulakukan? | biasakah engkau bersamaku, menasihatiku, walau sehari lagi?

___________________________________________

catatan ini belum terjadi namun mungkin akan terjadi, catatan ini juga adalah impian dan doa seorang hamba yang faqir di hadapan Allah Azza wa Jalla, Ar-Rahman, Ar-Rahiim, Yang Maha Menunjuki siapapun yang Dia kehendaki

Allah yang bagi-Nya segala kehendak-Nya, jika Dia menginginkan satu perkara maka Dia hanya tinggal mengucap "Jadi" maka Jadilah

disini kutitipkan doa bagi kedua orangtuaku, agar ketika mereka masih hidup mendapatkan dalam hidayah Islam, dan pula berpulang dengan keistiqamahan Islam, walau bukan hari ini, namun esok siapa tahu?

hanya kepada Allah kita berserah dan berharap, dan kepada manusia yang beriman kita mohonkan doa agar impian ini terkabulkan

hamba Allah yang faqir,

Rabu, 26 November 2014

Do'a untuk almarhum|ah ayah & ibu 

24 tahun usiaku sudah ,setengah darinya ku jalani tanpa kalian ..
ayahku .. ibuku . .
banyak pelajaran yg telah kalian berikan,
dan banyak pelajaran yg masih inginku pelajari dari kalian.
kalian biarkan aku mendewasa tanpa bimbingan kalian
tanpa kalian menyertai..
dan sekarang..
banyak hal yg telah aku dapati dari semua itu..
banyak hal yg ingin aku tunjukkan kepada kalian
agar kalian bangga . .
namun kita telah terebatas,batas yg tak bisa aku gapai kecuali nanti akhir hayat menghampiri,
agar kita kembali bersama..
ibundah,ayah,..
maafkan anakmu yg lemah, tak sempat membanggakan kalian,membahagiakan kalian..
memang inilah dunia ,memang semua sementara . .
hanya do'a .do'a.dan do'a . .semoga ALLAH mendengarnya . .
dan malaikat menyampaikannya di penghujung malam . .
:)


idris bin jubir & jurmiati binti jurik


"ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA 'AAFIHI WA'FU 'ANHU WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI' MUDKHALAHU WAGHSILHU BILMAA`I WATS TSALJI WAL BARADI WA NAQQIHI MINAL KHATHAAYAA KAMAA NAQQAITATS TSAUBAL ABYADLA MINAD DANASI WA ABDILHU DAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLIHI WA ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI WA ADKHILHUL JANNATA WA A'IDZHU MIN 'ADZAABIL QABRI AU MIN 'ADZAABIN NAAR . .

(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnyak, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka).